Archive for 2015

Kamis, 31 Desember 2015

Tahun 2015 ini, usiaku sudah menginjak 12 tahun. Tahun depan, sudah 13 tahun. Oke, aku merasa lebih tua, lebih dewasa. Apa yang terjadi di tahun 2015 ini membuatku memiliki lebih banyak pembelajaran dalam hidup.

Di tahun 2015, alhamdulilah.., aku sudah punya dua buku. Masih kumpulan cerpen, sih. Semoga saja, di tahun 2016 nanti, aku bisa membuat buku antologi bersama penulis-penulis lain. Oke, aku juga berpikir untuk mulai membuat novel kisah nyata.

Sebenarnya, banyak yang kurasakan di tahun 2015 ini. Tahun 2015 merupakan tahun dimana aku merasakan rasanya menjadi seorang murid SMP. Meninggalkan SDIT Nurul Ilmi Jambi dengan membawa ijazah bertuliskan LULUS. Melangkah ke SMP Negeri 7 Jambi dan menemukan banyak teman baru, banyak kisah baru, dan banyak pengalaman baru. Tidak pernah terpikir olehku untuk menjadi seorang murid akselerasi di SMP. Karena di SD-ku dulu tidak ada program akselerasi. Dan ketika hasil tes IQ diumumkan, alhamdulilah.., IQ-ku yang 140 itu bisa membuatku masuk kelas akselerasi, dan itu artinya, masa SMP-ku hanya dua tahun.

Jujur saja, ada perasaan sedih dan senang ketika tahu bahwa aku masuk kelas aksel. Senang karena SMP-nya dua tahun, sedangkan yang lainnya SMP-nya tiga tahun. Sedih karena tidak seangkatan dengan alumni Nuril yang sama-sama sekolah di Spenjoe. Karena di kelas aksel angkatanku, hanya aku yang berasal dari Nuril. Kata Ustadz Witzir, kepala sekolah SDIT Nurul Ilmi, baru aku alumni Nuril yang masuk kelas aksel saat SMP.

Di kelas aksel angkatan ke-13, aku memiliki banyak teman baru. Ada yang berasal dari SD yang sudah sangat terkenal di kota Jambi seperti SD Negeri 47, SD Islam Al-Falah, SD Negeri Adhyaksa. Dan ada juga yang berasal dari SD yang bahkan aku tidak tahu di mana letaknya. Di kelas ini, aku mendapat banyak teman sekaligus banyak saingan baru dalam hal prestasi.

Tinggal menghitung jam, dan tahun 2015 pun akan berlalu. Tahun itu dan semua kejadian di dalamnya, akan berubah menjadi kenangan sekaligus pembelajaran untuk tahun berikutnya.

Goodbye 2015, welcome 2016.






Hasna Gahayu F.

Goodbye 2015

Posted by Unknown
Senin, 09 November 2015
o Judul : Motif Unik
o Penulis : Hasna Gahayu Febriyanti
o Ilustrator Cover : Wasiah Naila Rahmah
o Ilustrator Isi : Karisma Mulyawati
o Editor : Yulia Nurul Irawan dan Fita Chakra
o Penerbit : DAR! Mizan
o Tebal : 112 halaman

o Sinopsis :
Angso Duo, Tampuk Manggis, Durian Pecah....
Wah, nama-nama apakah itu? Ternyata, itu adalah nama motif-motif batik Jambi yang diketahui Rizky! Lho, gimana ceritanya Rizky yang enggak suka membatik itu jadi tahu banyak tentang batik?
Rupanya itu karena Rara, adiknya, akan mengikuti lomba membatik. Apakah Rara bisa memenangi perlombaan itu? Apa yang terjadi di acara tersebut? Ssst, kamu enggak akan menyangka Rizky mendapatkan kejutan, lho! Yuk, baca cerita ini dan cerita-cerita lainnya!

2nd Book - KKPK Motif Unik

Posted by Unknown
Sabtu, 30 Mei 2015
Recorder : Hasna Gahayu Febriyanti
Song : I'm Saying - Lee Hong Ki

Ini adalah video yang kurekam sendiri. Susah sekali untuk menghasilkan sebuah video saja! Aku mengulangnya berkali-kali. Tapi akhirnya, aku bisa membuat video yang sempurna! Inilah kenangan kami, Alumni SDIT Nurul Ilmi Angkatan 13!!

Enjoy this video!!




Senin, 27 April 2015
Jangan Egois, Dong! Ini, Kan, Demi Kebersihan!



Drama Kelompok 4 SOEDAA
 (Sila-Olin-Ega-Dimas-Alan-Aufa)
Minggu pagi yang cerah, Olin, Ega, Sila, Alan, dan Dimas sedang mengobrol di teras depan rumah Olin yang indah. Olin, Ega, dan Sila duduk di bangku kayu. Sedangkan, Dimas dan Alan bersandar pada dinding depan rumah Olin. Ketika mereka sedang asyik mengobrol, tiba-tiba, Olin membuka topik pembahasan yang baru.


Olin                 :   menghadap ke Sila dan Ega  “Kalian tahu, kan, kalau sekolah kita adalah sekolah Terakreditasi A?”
Alan                    : menghadap ke Olin “Terakreditasi A itu amat baik, ya?”
Olin dan Sila menoleh ke arah Alan
Sila                     : menghadap ke Alan  “Gitu aja enggak tahu! Iya, lah!”
Olin                     : menghadap ke Alan dan Dimas “Makanya, kita harus menjaga nama baik sekolah kita!”
Dimas                 : “Oh, gitu, ya?” menatap Olin dengan sinis “Jadi, gue harus bilang WOW, gitu?”
Ega                     : menoleh ke arah Dimas  “Ih, Dimas! Enggak boleh gitu! Itu kan, sekolahmu  juga! Nanti aku kasih tahu kepala sekolah kalau kamu menjelek-jelekan nama sekolah, lho!”
Dimas                 : melipat tangan “Peduli amaaat~!”
Olin                     : merangkul Ega  “Sudahlah..., kita kan, best friend ! By the way, tahu acara gotong royong kelas enam, kan?”
Ega                     : melihat Olin “Iya, dong! Acaranya besok, kan?”
Sila                     : “Moga aja besok enggak hujan.” bertopang dagu  “Nanti banyak lumpurnya...” menoleh ke arah Olin dan Ega
Olin                     : menoleh ke Sila “Iya, ya! Nanti jorok.”
Dimas                 : melirik Olin, Ega, dan Sila Ah! Kamu ini takut banget! Biasa aja, dong!”
Alan                    : “Sudahlah, pulang, yuk! Bye Olin!!” pulang pertama (meninggalkan panggung ke sebelah kiri)
Ega & Sila            : “Oke, bye Olin!” pulang kedua (meninggalkan panggung ke sebelah kanan)
Olin                     : “Bye, bye !” menoleh ke Dimas “Kamu kenapa masih di sini?” nada judes
Dimas                 : “Limousine aku belum ngejemput.” sok orang kaya
Olin                     : mulai kesal  “Rumahmu, kan, dekat sini!!”
Dimas                 : tidak peduli  “Oh.” pulang ketiga (meninggalkan panggung ke sebelah kiri)
Olin masuk ke rumah (meninggalkan panggung ke sebelah kanan)


Keesokan harinya, Senin yang cukup cerah. Jam masih menunjukan pukul 06.30. Namun, anak-anak kelas enam sudah pada siap dengan alat-alat pembersih masing-masing. Dimas, Alan, dan Olin sudah datang lebih dulu daripada Sila dan Ega. Jadi, Olin sendirilah yang harus menghadapi Dimas, yang malasnya minta ampun ini.



Dimas                 : banting sapu sambil menatap sinis “Aaah! Malas banget mau bersih-bersih!!”
Olin                     : marah, kesal  “Dimas! Kamu ini enggak boleh kayak gitu!! Kalau enggak mau ikut, pulang aja sana!”
Alan                    : mengambil sapu, menyerahkan ke Dimas  “Sudah, dehh...”

Olin sendirian menghadapi Dimas, di situ kadang Olin merasa sedih. Tak lama kemudian, Ega dan Sila datang, menghampiri Olin, Dimas, dan Alan. Olin yang awalnya berperasaan seperti lagu “Sakitnya Tuh Disini”, berhenti sejenak, nyanyi reff lagu “Sakitnya Tuh Disini”  berubah menjadi “Goyang Dumang”. nyanyi reff lagu “Goyang Dumang”

Setelah cukup lama kerja bakti dan hampir saja selesai. Tiba-tiba Dimas menendang tumpukan sampah yang berada di depannya.

Dimas                 : menendang tumpukan sampah  “Huh! Menyebalkan!!”
Olin, Ega, Sila     : menoleh ke Dimas “Eeeehh! Dimas!”
Olin                     : berjalan ke arah Dimas sambil kesal  “Kamu kenapa, sih? Dari kemarin kayak gitu terus! Enggak bisa mengatur emosi!!”
Dimas                 : membela dirinya “Aku hanya ingin ngeberesin ini aja! Tapi kalian ngecuekin aku!”
Ega                     : “Kalau emang mau ngebantu, bantu aja! Ini, kan, gotong royong. Dimas jangan egois, dong!” kesal
Dimas                 : menghela nafas “Iya... iya! Sudahlah, kita beresin lagi! Ayo Alan!” menarik tangan Alan
Alan                    : mulai ceramah, kultum ala Alan  “Iya. Makanya, Dim! Dalam hal ini, jangan egois! Ini juga demi kebersihan kelas dan sekolah kita.”

Acara gotong royong selesai. Di situ kadang Olin, Ega, Sila, Dimas, dan Alan merasa senang. Dimas yang awalnya menyebalkan, bisa berubah hanya karena sebuah acara gotong-royong. Mereka berlima pun, pergi dengan meninggalkan halaman sekolah yang indah.



Selesai...


Pemeran :
  • Rizky Annisa Awalin Hasibuan sebagai "Olin"
  • Dimas Farhan Al Ghosaan sebagai "Dimas"
  • Hasna Gahayu Febriyanti sebagai "Ega"
  • Arsila Amalia sebagai "Sila"
  • Fadhlan Yusra sebagai "Alan" 
Narator :
  • M. Wahyu Aufa

~"~"~"~"~"~"~"~"~"~"~"~"~"~"~

Popular Post

Labels

~"~"~"~"~"~"~"~"~"~"~"~"~"~"~

Copyright © @hasnagahayu.febriyanti_ -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan